~ WELCOME to MY BLOG ~

Monday, August 25, 2008

Manajemen Indosat Siap "diobok-obok" lagi

Perubahan manajemen dalam sebuah perusahaan adalah biasa apalagi jika ada pergantian pemegang saham. Tapi pergantian manajemen di PT Indosat Tbk selalu tidak biasa karena kerap memunculkan nama-nama baru di luar perkiraan publik.
Ya semoga aja deh masih dipegang orang Indonesia. biar duitnya ga pada lari ke luar negeri semua. kasian kan, kita susah payah mengais rezeki eh malah dilarikan ke luar duitnya. apa kata dunia:D
seperti dilansir http://www.detikinet.com/


Termasuk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (25/8/2008) siang nanti, Indosat juga siap-siap memberikan kejutan kepada publik soal barisan manajemennya. Siapa yang bertahan dan siapa yang tersungkur bakal menjadi bahan perbincangan hangat.

Belakangan, ada dua nama Indosat yang santer dibicarakan. Direktur Utama Johnny Swandi Sjam dan Direktur Pemasaran Guntur S Siboro. Yang satu bisa turun dari jabatan dirut, satu lagi malah kemungkinan bisa naik mendampingi sang nahkoda.

Tapi yang pasti, kalaupun akhirnya jadi kenyataan, cerita ini bisa berujung dua sisi mata uang. Ya, asal tahu saja, tak ada satupun Dirut Indosat yang pernah bertahan lebih dari 1,5 tahun sejak masih dipegang Singapore Technologies Telemedia (STT). Semuanya berhenti atau mengundurkan diri.

Bahkan, kondisi tanpa nahkoda pun pernah dialami dua kali. Dengan Ng Eng Hoo yang menjabat sebagai Wadirut pada periode 2003-2005, serta Kaizad B Herjee pada 2006-2007. Mungkin, karena itu pula performa keuangan Indosat ikut terpengaruh.

Baru sejak ada penunjukkan dirut Johnny mulai Juni 2007, kinerja keuangan Indosat pada semester kedua tahun itu mulai membaik. Namun, seperti dikatakan tadi, 'kutukan' pergantian direksi mulai menghantui perjalanan Johnny sebelum menyelesaikan masa baktinya hingga 2010 nanti.

Sementara di sisi lain, jika Qatar Telecom (Qtel) yang telah membeli 40,8% saham Indosat dari STT, hanya merombak komisaris dan bukan direksi indosat, bisa jadi membuktikan tudingan bahwa Qtel dan Temasek selaku pemilik STT benar-benar terafiliasi, alias hanya memindahkan uang dari kantong kiri ke kantong kanan.

"Ini juga menunjukkan ada deal tersembunyi yang membuat Qtel tidak mengganti direksi Indosat yang berasal dari STT maupun Temasek," ketus anggota DPD RI Marwan Batubara dalam pesan singkatnya yang masuk ke redaksi detikINET.

Apapun hasil RUPSLB nanti, pastinya tetap akan berbuntut cerita seru, bahkan bisa bernuansa kontroversi. Namun sekali lagi, apapun itu, hasilnya harus bisa membuat kontribusi Indosat makin bagus terhadap Merah Putih. Bisakah?


0 komentar:

Post a Comment